Metode dan Pengertian OOAD Object Oriented Analysis and Design
OOAD adalah
suatu pendekatan rekayasa perangkat lunak dari sebuah sistem yang terdiri dari
sekelompok objek yang saling berinteraksi, dan setiap objek itu mewakili
beberapa entitas. Yang ditandai dengan adanya sebuah kelas, elemen data dan
perilaku dari objek tersebut.
OOA adalah
metode yang melakukan analisa requirement (syarat/keperluan) yang harus
dipenuhi sebuah sistem) yang dispesifikasikan berdasarkan sudut pandang
kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup perusahaan.
Object-oriented analysis (OOA) ini telah ada sejak 1988. orang yang telah memakai metode ini adalah
Shlaer-Mellor, Jacobson, Coad-Yourdon, and Rumbaugh. Hasil sukses dalam
penerapan metode ini dibuktikan di AT & T Bell Labs. AT & T Bell Labs
menerapkan metode ini dalam project besar yang disebut Call Attempt Data
Collection System (CADCS). Dari proyek tersebut didapat bahwa penggunaan metode
ini mengurangi 8% dari total waktu untuk spesifikasi kebutuhan project dan
pengurangan 30% staff effort.
Object-oriented analysis (OOA) ini memiliki hubungan erat dengan Object-oriented lainnya.
Diantaranya yaitu Object-Oriented Database, Object-Oriented Design, dan Object-Oriented Programming Languages. Dalam
kenyataannya metode-metode diatas tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Karena
untuk mendapatkan hasil yang maksimal keseluruhan metode diatas harus digunakan.
Sasaran OOA adalah
mengembangkan sederetan model yang menggambarkan perangkat lunak komputer pada
saat komputer itu bekerja untuk memenuhi serangkaian persyaratan yang
ditentukan oleh pelanggan. OOA membangun
metode multi-bagian untuk memenuhi sasaran tersebut. Tujuan dari OOA adalah menentukan semua kelas dan hubungan
serta tingkah laku yang berkaitan dengan object secara relevan dengan masalah
yang akan dipecahkan.
OOD (Object Oriented Design)
OOD adalah
metode untuk mentransformasi model analisis yang dibuat dengan menggunakanOOA ke dalam suatu model desain yang berfungsi
sebagai cetak biru bangunan perangkat lunak.
Selama OOD, pengembang
menerapkan batasan implementasi model yang diambil dari OOA. Batasan tersebut dapat mencakup tidak hanya batasan
yang diberlakukan yang dipilih oleh arsitektur tetapi juga termasuk batasan
non-fungsional, seperti seluruh transaksi, waktu respon, platform yang dapat
berjalan, lingkungan pengembangan, ataupun bahasa pemrograman. Konsep dalam
model analisis tertuju pada kelas yang diimplementasikan dan interface yang
dihasilkan oleh model, misalnya terdapat penjelasan secara rinci tentang
bagaimana sistem akan dibangun.
Metodologi - yang umumnya digunakan dalam pembangunan
sistem berbasis komputer dalam dunia bisnis dan industri saat ini adalah metode
analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode
ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari
pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini
terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Metode
- Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek,
tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman tersrtuktur.
Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode
pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated
bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.
1. Kelebihan
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000). Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000). Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007). Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
2. Kekurangan
Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005). Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000). Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000). Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007). Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
2. Kekurangan
Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005). Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
referensi :
Posting Komentar